Rabu, 08 Juni 2011

Untuk Calon Suamiku

Wahai seseorang yang telah tertulis dalam lauhul mahfudzku
Imam ku dan Ayah dari anak-anakku, engkau yang membersamai perjalananku nanti
Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak 
Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelantarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat, mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu tuk ummat
 
Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti
Aku percaya Al-Qur'an selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan dzikir slalu melantun menemani langkah jihadmu
 
Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu
 
Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya karna-Nya
 
Aku percaya, kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri dsana, di belahan bumi manapun kau berada
 
Aku pun begitu
Aku sedang belajar, belajar menempa diri, menjauhkan egoku demi ummat, membaktikan diriku untuk orang lain agar baktiku padamu pun sempurna
Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga islami dan kluarga Qur’ani yg aq inginkan nanti dapat kubangun bersamamu. Karena kau tahu? Meskipun kau imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti
 
Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu
 
Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah. Seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa. Seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam slalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu
 
Akupun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang. Seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu. Seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya, saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yang lain “Janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti 'Aisyah”
 
Aku ingin mejadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain. Bukan karna aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi karna aku ingin mencintaimu dengan sempurna tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja

Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti Ibunda Hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil di pelukan. Tak takut akan kehilanganmu, karna keyakinanku pada Rabb-ku lebih besar daripada yakinku padamu. Cintaku padamu tak akan mengalahkan cintaku pada Rabb-ku. Usahaku ini tidak mudah, begitupun usahamu, kuyakin itu. Maka tetaplah dalam jihadmu, tetaplah dalam usahamu, tetaplah dalam ikhiarmu. Aku yakin kau kuat disana
Dan doakanlah agar akupun kuat disini dalam jihad dan ikhtiarku, bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, kumohon karna doa yang dapat menolongku hingga saatnya kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama dan nanti
Terimalah aku apa adanya jika aku belum bisa mejadi Khadijahmu, ‘Aisyahmu atau bahkan menjadi seperti Ibunda Hajar tapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan estafet perjuangan dakwah ini
Teruntukmu yang ada disana kuatlah dan bersabarlah bawalah aku dalam doa dan sujudmu agar cinta kita nanti hanya karna-Nya..
Aamiin.

3 komentar:

BëÍõm jäd¡ ™ mengatakan...

kata-katanya mantap kk. . . . :kagum

Kekey mengatakan...

makasi dede :)

BëÍõm jäd¡ ™ mengatakan...

tampilan baru makin keren k kekey
enak diliat..... :)