Tampilkan postingan dengan label Risauku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Risauku. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 September 2013

Hanya saja aku takut

Ada banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan kepadamu. Namun aku tak sanggup menanyakannya padamu, langsung dan berhadapan. Kelak, jika kau membaca ini, aku ingin kau menjawabnya meski hanya dalam pikiranmu.
Aku ingin bertanya, benarkah kau menyukaiku?
Sejauh apa suka itu? Apa yang membuatmu suka padaku?
Aku dan kau tahu, bahwa aku tidak memiliki paras yang cantik, hidung yang mencungit tinggi, senyum yang manis, dan wajah yang berseri. Tinggiku tidak mencapai 160 cm seperti wanita ideal lainya, bentuk tubuhku bukanlah bentuk buah apel-pir. Kualitas agamaku juga tidak begitu menarik, bahkan prestasi dalam studiku juga tidak begitu menawan. Jadi apa yang membuatmu suka padaku?

Aku ingin bertanya, darimana rasa itu? Rasa bahwa kau menyayangiku?
Aku berpikir, semua orang berhak disayangi, sebagai kawan, sahabat ataupun saudara.
Apa yang membuatmu menjatuhkan pilihan pada bukan pilihan diatas untuk menyayangiku?
Lihat, kau memiliki banyak kawan wanita yang lebih pantas untuk kau sayangi, yang mungkin lebih baik dari aku.

Aku juga ingin bertanya...
Apa kau mencintaiku? Benar-benar mencintaiku?
Kenapa kau mencintaiku?
Apa kau punya alasan yang tepat?
Kau tahu, aku sebelumnya juga pernah berdampingan dengan orang lain. Mereka mencintaiku mereka juga meninggalkanku. Aku disebut seseorang yang tidak pantas untuk dicintai, karena satu hal, aku tidak sempurna.
Jadi, kenapa kau mencintaiku?

Aku pernah terluka, aku tahu kau juga pernah terluka.
Tidakkah kau takut akan terluka lagi? Oleh sebab yang sama, dari orang yang berbeda?
Jika aku jadi kau, aku takut. Aku sangat takut.
Aku takut kehilangan setelah aku terbiasa bersama denganmu, terbiasa melihatmu, terbiasa mendengar suaramu, terbiasa dengan sikapmu terhadapku.
Aku takut kehilangan setelah aku mencintaimu.
Aku takut kehilangan apa yang aku miliki.
Ah, benar, aku belum memilikimu, bodohnya aku.
Maaf, aku hanya terlalu takut.
Aku terlalu...
Terlalu mengandalkanmu, terlalu menyanyangimu, dan aku terlalu mencintaimu...
Maaf jika ini mengganggumu.
Aku hanya ingin mengetahui semuanya agar aku dapat mengobati rasa takutku, rasa khawatirku dari kehilanganmu. Dan agar menjadi jawaban bahwa aku sedang tidak bertepuk sebelah tangan.

Jumat, 02 Agustus 2013

TETAPLAH DISISI KU



Ya Allah… Dimanakah ku harus berlabuh… Saat semua dermaga menutup pintu, Dan berkata “ ini bukan untukmu…” “Segara menjauh karna disini bukan tempatmu….!!!”
Ya Allah... Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh? Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru Sampai kapan ku harus arungi waktu Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu
Ya Allah… Beri aku penerang jalan-Mu Agar tak tersesat saat ku melaju Kuatkan awak kapalku, Saat badai menghalangi jalanku
Ya Allah... Tetaplah disisiku Jangan Engkau menjauh dariku Karna ku mati tanpa hadir-Mu

By: Rifky (Akhmadi Ryan Jim)

PENANTIANKU

Saat terik mentari lara
Diiringi tiupan lembut sang bayu Dan gemersik dedaunan akasia Ku poles lembaran ini
Dengan persaan rindu akan sosokmu Kini kucoba merajut kembali Sisiran rapi renda – renda emas hatiku Dan butiran – butiran kristal perasaanku
Akankah dongeng tentang dirimu
Terhempas, terkoyak dan sedikit demi sedikit Memudar bersama terkuburnya kamu
Aku tahu… Penantianku akan abadi Seperti titian perjalanan cinta yang aku jalani
Dan perlu kau tahu… Dengan hati yang sabar kunanti Berhentinya denyut nadiku ini

By: Rifky (Akhmad Ryan Jim)

Rabu, 08 Juni 2011

Untuk Calon Suamiku

Wahai seseorang yang telah tertulis dalam lauhul mahfudzku
Imam ku dan Ayah dari anak-anakku, engkau yang membersamai perjalananku nanti
Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak 
Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelantarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat, mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu tuk ummat
 
Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti
Aku percaya Al-Qur'an selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan dzikir slalu melantun menemani langkah jihadmu
 
Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu
 
Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya karna-Nya
 
Aku percaya, kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri dsana, di belahan bumi manapun kau berada
 
Aku pun begitu
Aku sedang belajar, belajar menempa diri, menjauhkan egoku demi ummat, membaktikan diriku untuk orang lain agar baktiku padamu pun sempurna
Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga islami dan kluarga Qur’ani yg aq inginkan nanti dapat kubangun bersamamu. Karena kau tahu? Meskipun kau imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti
 
Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu
 
Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah. Seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa. Seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam slalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu
 
Akupun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang. Seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu. Seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya, saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yang lain “Janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti 'Aisyah”
 
Aku ingin mejadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain. Bukan karna aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi karna aku ingin mencintaimu dengan sempurna tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja

Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti Ibunda Hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil di pelukan. Tak takut akan kehilanganmu, karna keyakinanku pada Rabb-ku lebih besar daripada yakinku padamu. Cintaku padamu tak akan mengalahkan cintaku pada Rabb-ku. Usahaku ini tidak mudah, begitupun usahamu, kuyakin itu. Maka tetaplah dalam jihadmu, tetaplah dalam usahamu, tetaplah dalam ikhiarmu. Aku yakin kau kuat disana
Dan doakanlah agar akupun kuat disini dalam jihad dan ikhtiarku, bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, kumohon karna doa yang dapat menolongku hingga saatnya kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama dan nanti
Terimalah aku apa adanya jika aku belum bisa mejadi Khadijahmu, ‘Aisyahmu atau bahkan menjadi seperti Ibunda Hajar tapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan estafet perjuangan dakwah ini
Teruntukmu yang ada disana kuatlah dan bersabarlah bawalah aku dalam doa dan sujudmu agar cinta kita nanti hanya karna-Nya..
Aamiin.

Minggu, 08 Mei 2011

Maaf

Ya Rabb, maafku mungkin tak cukup
Untuk mengobati patah hatinya
Tangisku mungkin tak mampu
Untuk membasuh tangis dan jerit hatinya

Ya Rabb, sungguh bukan aku
Bukan aku yang menahannya
Sekeras apapun aku mencoba
Takkan bisa karena hatiku yang membungkamnya

Ya Rabb, tidak ada maksud melukainya
Tidak ada niatan mengecewakannya
Sesungguhnya rasa ini belum tepat
Belum siap aku mengembannya

Ya Allah Ya Tuhanku
Jika ini jalan-Mu sungguh sangatlah indah
Namun sekali lagi, rasa ini belum tepat untukku
Belum cukup siap aku mengayuh perahu cinta-kasih ini

Ya Rabb, jika yang tertulis benar akan begitu nanti adanya
Sangatlah aku yakin aku akan kembali padanya
Tak sedikitpun aku ragu tentang yang Kau tulis untukku
Pastilah itu cerita terakhir terbaik untukku

dan Ya Rabb
Sesungguhnya takkan ada yang mampu mengubah kehendak-Mu
Biarlah waktu yang menjawab ini semua
Cukuplah aku berserah diri kepada-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang



*untukmu yang telah terluka hatinya*

Kamis, 24 Februari 2011

Tanpa Aku

Aku melihatmu berdiri
Melihatmu mempersiapkan kuda-kuda
Siap berlari menembus angin
Kupikir kau akan berlari
Berlari menuju dimana aku berada
Menjemputku menuju jalan yang sama seperti biasa
Sekilas ku lihat senyum itu
Tipis hampir tiada bekas
Benar kau berlari menujuku
Namun aku menyadari arti senyuman itu
Bukan aku yang kau tuju
Kau mulai berlari
Berlari secepat kilat menyatu dengan angin
Kau lewati aku dan ingin rasanya tubuh ini menahanmu
Sesaat aku sadar itu hanya akan membuat luka
Terseret dan tergores kasarnya tanah karna lajunya larimu
Aku tak kuasa menahanmu
Hanya mampu memutup mata
Biar ku rasakan anginnya menyapaku
Merelakanmu berlari menuju jalan yang kau pilih sendiri
Tanpa aku...

Sakitku untuk Cintaku yang Lebih Baik KepadaNYA

Bukan, ini bukan salah siapa-siapa
Ini adalah jawaban atas segala do'aku pada Rabb-ku
Ini adalah pintu cahaya yang ditunjukkanNya padaku dalam kegelapan
Ini jalan keluar ketika aku tersesat dan hilang arah-tujuanku

Bukan, sungguh, ini bukan salah siapa-siapa
Ini cerita yang sudah terukir jelas di Lauhil Mahfudz
Yang termaktub jelas dan tidak bisa di rubah ataupun di hapus
Ini perjalanan cinta untuk mendapatkan ridhoNya

Ini yang terlihat dan kini inilah yang aku yakini
Petunjuk yang berulang kali ditampakkanNya
Jawaban yang selalu ingin aku tahu hanya dariNya
Jalan keluar yang paling baik dari segala jalan keluar

Tidak ada yang perlu disesali
Tersenyumlah karena ini terjadi
Bahagialah wahai kau yang hatinya tersakiti
Karena Rabb-mu sedang mempersiapkan insanNya yang paling baik untuk mendampingimu
Untuk menggapai ridhoNya dan mencintaiNya dengan sungguh

Jumat, 24 September 2010

Bantu Aku Yaa Robb

Yaa Allah, Yaa Robb..
Telah aku bulatkan tekadku..
Telah aku mantapkan hatiku..
Aku hanya ingin melabuhkan cintaku padaMu..
Biarlah aku mencobanya..
Mencobanya sebaik mungkin..
Aku bukanlah Rabbiyatul Adawiyah yang seluruh hidup dan hatinya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Engkau..
Aku hanya hambaMu yang lemah dan mencoba yang terbaik..
Yaa Robb, bantulah aku dalam menetapkan hatiku hanya untukMu, hanya untuk agamaMu..
Yaa Robb, bantu aku, kuatkan imanku..
Amiin..